Jumat, 22 April 2016

Suluk Syaikh Siti Jenar


Syaikh Siti Jenar Agus Sunyoto

7 Jilid Suluk Syaikh Siti Jenar (7 buku)
Karya: Agus Sunyoto
Harga normal Toko: Rp 522.000,-
Diskon ---> Rp 300.000,-
(Sudah tidak tersedia lagi di toko buku)

Agar bisa mengikuti kisah Perjalanan Rohani Syaikh Siti Jenar secara runut, maka di coba membuatkan resensi Suluk Syaikh Siti Jenar sebagai berikut:

Trilogi pertama (Buku satu dan dua) dengan detail mengisahkan perjalanan yang ditempuh seorang salik – Abdul Jalil alias Syaikh Siti Jenar untuk mencapai maqam yang lebih tinggi, yakni menjadi orang yang dekat dengan Nya. Dalam buku satu dan dua tersebut diceritakan betapa berat perjalanan yang harus ditempuh Syaikh Siti Jenar untuk mencapai maqam tertinggi itu. Ia harus melewati tujuh Lembah Kasal, tujuh Jurang Futur, tujuh Gurun Malal, tujuh Gunung Riya, dan tujuh Rimba Sum’ah, tujuh Samudera ‘Ujub dan tujuh Benteng Hajbun.


Trilogi kedua yang dikemas dalam buku ketiga, empat dan lima yang berjudul Sang Pembaharu: Perjuangan dan Ajaran Syaikh Siti Jenar, juga bergelar Syaikh Lemah Abang. Gagasan utama dari buku ketiga ini adalah upaya Syaikh Lemah Abang untuk membangkitkan kesadaran di dalam diri rakyat jelata bahwa mereka bukanlah budak dari penguasa. Mereka adalah diri yang merdeka. Diri yang bisa melampaui tingkatan – hewan – manusia hewan – adi manusia . “Sejak manusia lahir ke dunia fana ini, tiap-tiap pribadi memiliki fitrah keagungan dan kemuliaan sebagai mahluk paling sempurna yang disebut insan kamil atau adi manusia. Kalian semua diciptakan oleh Allah dengan maksud dijadikan wakil-Nya di muka bumi (Khalifah Allah fil Ardh),” (Sang Pembaharu, buku lima, hal. 81).

Di dalam trilogi kedua itu kita juga bisa melihat bagaimana Syaikh Siti Jenar merombak sistem raja-kawula atau gusti-kawula menjadi sistem kemasyarakatan yang ia sebut sebagai masyarakat ummah, yang terdiri atas kabilah sebagai satuan terkecil, kemudian nagari. Berdasarkan masyarakat ummah ini, penentuan pemimpin masing-masing tingkatan itu tidak didasarkan atas keturunan, akan tetapi dipilih oleh sahabat-sahabat yang mengasihinya. Ukuran seorang pemimpin adalah memiliki derajat ruhani lebih tinggi dibandingkan manusia lainnya. Ia haruslah orang yang mempunyai keterikatan paling rendah terhadap kebendaan dan pengumbaran nafsu. Sistem kemasyarakatan ini sebenarnya diadopsi dari sistem kemasyarakatan Nabi Muhammad SAW.
Dari sini kita bisa paham mengapa Syaikh Siti Jenar kemudian dimusuhi banyak fihak. Yang jelas, dengan gagasan Syaikh Siti Jenar ini, para raja, bangsawan merasa terancam kedudukannya, pengaruh kekuasaan mereka otomatis berkurang. Lalu, para pejabat dibawah raja hingga para kepala desa kehilangan sumber pendapatan mereka dari sewa tanah yang tadinya merupakan satu paket dengan konsep gusti-kawula. Sebab, sistem masyarakat baru yang dikembangkan Syaikh Siti Jenar tidak mengenal sewa tanah. Setiap warga berhak memiliki harta benda, termasuk sebidang tanah.

Adapun trilogi ketiga (buku ke enam dan ke tujuh) yang berjudul Suluk Malang Sungsang : Konflik dan Penyimpangan Ajaran Syaikh Siti Jenar, berisi tentang jawaban atas berbagai teka-teki dan juga misteri yang menyelimuti tokoh agung Syaikh Siti Jenar. Sesuai dengan judulnya, di dalam buku ke enam dan terutama buku ke tujuh, kita akan melihat bagaimana orang-orang tidak senang dan menaruh dendam kepada Syaikh Siti Jenar melakukan penjungkir balikan terhdap ajaran-ajaran yang selama ini didakwahkan oleh Sang Syaikh. Dua tokoh yang mengaku sebagai Syaikh Siti jenar, yakni Hasan Ali dan gurunya, San Ali Anshar, mengajarkan jalan ruhani (suluk) yang justru merusak tatanan yang telah dibangun oleh Syaikh Siti Jenar. Bahkan tindakan mereka telah banyak menyesatkan umat manusia. Oleh karena itu, ajaran Hasan Ali dan San Ali Anshar ini kemudian dijuluki sebagai “Suluk Malang Sungsang”, ajaran perjalanan ruhani (tarekat) yang mengakibatkan salik (pencari kebenaran) semakin terhijab (tertutup) dan terjungkir kiblatnya dari kebenaran sejati yang dituju.

Pada buku ke tujuh ini, kita juga akan menemukan jawaban tentang akhir perjalanan hidup Syaikh Siti Jenar. Buku ke tujuh ini sekaligus menjawab tentang kesimpang siuran informasi tentang kematian Syaikh Siti Jenar. Informasi yang menyatakan bahwa Syaikh Siti Jenar dibunuh oleh Dewan Walisongo di Masjid Demak terbukti tidaklah benar. Justru Hasan Ali dan San Ali Anshar – dua tokoh yang mengaku sebagai Syaikh Siti Jenar, yang menyebarkan ajaran sesat itulah yang dibunuh.

Pada bab makna rahasia di balik nafs dijelaskan tentang tingkatan nafs lengkap dengan penggambaran idiomatic sebagai padanan, dijelaskan tentangi nafs alkhaiwaniyah, nafs ammarah, nafs lawammah, nafs mulhalmah, nafs muthmainah, nafs raddhiyyah, nafs mardhiyyah, nafs kamilah dan terakhir nafs insan kamil. Agus Sunyoto menggambarkan term-term tasawuf dengan gamblang, sehingga pembaca bisa menikmati seperti membaca cerita fiksi.

Dengan hadirnya buku ke tujuh ini, maka menurut penerbitnya seri Syaikh Siti Jenar sudah lengkap. Dan, dengan demikian, terjawablah sudah seluruh teka-teki dan misteri yang menyelimuti tokoh Agung Syaikh Siti Jenar, mulai dari asal-usul, perjuangan, ajaran ruhani hingga akhir dari perjalanan hidupnya.


Untuk pemesanan silakan hubungi:
SMS/WA: 08176636601
BBM: 2245B571/514D22BA  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar